Review Novel: Shadow and Bone - Leigh Bardugo
Munculnya
Si Pemanggil Matahari
Judul :
Shadow and Bone (The Grisha #1)
Penulis :
Leigh Bardugo
Penerjemah :
Ambhita Dhyaningrum
Penyunting :
Ika Yuliana Kurniasih
Penerbit :
Mizan Fantasi
Tebal :
350 halaman
Tahun Terbit :
Juni, 2013
Cukup lama mengabaikan buku sejak dibeli kurang lebih dua tahun
lalu dengan harga yang terlalu ramah di kantong. Nama Leigh Bardugo cukup asing
saat itu, tapi aku begitu tertarik dengan kover bergambar seekor rusa putih
yang berdiri di tengah salju, berlatar sebuah istana berkubah yang elegan.
Shadow and Bone adalah buku pertama dari trilogi The Grisha sehingga pengenalan
karakter serta world building-nya
dipaparkan di sini.
Mengisahkan tentang dua anak yatim piatu, Alina Starkov dan Maylen
Oretsev tumbuh bersama di Rumah Duke, rumah besar milik seorang veteran perang
yang sangat dermawan sehingga menampung anak-anak korban perang di dalamnya. Alina
dan Mal, keduanya bertekad untuk tidak pernah berpisah. Mereka menjalani tes
saat masih kecil dan diputuskan untuk menjalani pelatihan militer kelak di
Kesatuan Tentara Pertama.
Di Ravka, selain Tentara Pertama, terdapat barisan pasukan elit
yang dihuni oleh orang-orang yang saat menjalani tes, terdeteksi memiliki bakat
khusus. Mereka disebut Grisha, Prajurit Tentara Kedua (Master Sains Kecil) yang
terdiri atas tiga kelompok besar. Kelompok Pertama Corporalki yang terdiri dari
Pengoyak Jantung dan Penyembuh, kelompok kedua Etherealki yang terdiri dari
Pemanggil badai, api dan gelombang, yang terakhir adalah Materialki yang
terdiri dari Durast dan Alkemi.
Negeri mereka Ravka, tengah mengalami percekcokan dengan
negara-negara di perbatasan, Fjerdan dan Shu Han. Namun hambatan terbesar
mereka untuk mengatasinya adalah karena Ravka terbagi dua oleh tanah luas yang
gelap, tandus dan berpasir yang disebut Shadow
Fold atau Nirlaut. Ravka
kesulitan terhubung dengan pelabuhan serta kota-kota yang ada di sebelah barat,
karena siapapun yang nekat menyeberangi wilayah gelap itu akan menjadi santapan
volcra. Bahkan para Grisha kadang tidak bisa mengatasi masalah ini.
Pimpinan Para Grisha yaitu Sang Kelam, telah lama mencari solusi
atas masalah ini dan tak sengaja menemukan seorang pemanggil matahari di antara
rombongan Tentara Pertama saat mereka selamat dari serangan Volcra.
“Aku menghabiskan hidupku dengan mencari cara memperbaiki semuanya. Kau adalah secercah harapan pertama yang kumiliki” – Sang Kelam (Hal 88)
Dia adalah Alina Starkov, yang kemudian dipercaya dapat
memusnahkan Shadow fold dan membawa
kembali kejayaan Ravka. Namun ia harus memiliki sebuah penguat gelombang yang
berasal dari tanduk rusa purba yang langka dan hanya muncul saat senja.
Nama-nama tokoh, tempat serta setting tempat yang digunakan
penulis dalam novel ini memiliki aroma Rusia yang kental. Aku mengagumi ide,
konflik serta gambaran penulis tentang keadaan yang dialami Ravka saat itu. Penambahan
peta pada halaman awal sangat membantu pembaca membayangkan rute-rute yang
dilalui tokoh-tokohnya. Meskipun premis tentang seorang tokoh utama wanita yang
memiliki keistimewaan dan menjadi kunci dalam menyelamatkan sebuah negeri atau kaumnya
sudah cukup banyak digunakan seperti dalam Young Adult - fantasi lainnya novel The
Young Elites atau Red Queen, tapi Shadow and Bone memiliki keunggulannya
sendiri.
Puluhan halaman pertama diceritakan dengan sangat baik dan menjadi
salah satu bagian yang paling menarik dari cerita. Membuka cerita dengan
ketakutan tokoh utama akan serangan volcra, dan gambaran yang apik tentang serangan
volcra dan bagaimana para Grisha mencoba membawa mereka melewati Nirlaut adalah
trik yang bagus yang memancing untuk terus membaca.
Karakter Alina cukup kuat dan jelas sekali mengalami perubahan
signifikan dari awal hingga akhir cerita. Awalnya ia seorang gadis yang lemah,
canggung dan tidak percaya diri namun kekuatan yang ada dan pemahaman baru yang
muncul dalam dirinya membuatnya yakin telah terpilih untuk melindungi Ravka.
“Aku dapat melihat keterkejutannya dan aku menyukainya. Aku bukanlah gadis canggung yang diingatnya” – Alina (hal 274)
Tokoh lain yang paling menarik buatku adalah Sang Kelam, pemimpin
Grisha yang dingin, misterius namun sangat peduli pada Alina. Tokoh lainnya
yaitu Mal, sahabat Alina yang jail dan sangat percaya diri, karakternya menarik
namun tidak cukup membekas. Karakter antagonis, salah satunya adalah seorang
Grisha pencemburu yang mudah di atasi, dan satunya lagi adalah kunci dalam
cerita ini yang akan mengurangi keasyikan cerita bila diceritakan lebih lanjut.
Selain puluhan halaman
pertama tadi, bagian menarik dari buku ini adalah seratus halaman menjelang
ending. Nah di sinilah masalahnya. Aku menikmati cerita ini tapi entah kenapa
agak bosan di pertengahan cerita, meski tetap
penasaran. Jadi istilahnya kalau seru jadinya seru banget, tapi pas scene-scene
biasa terasa ada yang kurang. Sesi-sesi latihan
Alina kadang terasa monoton apalagi ditunjang dengan kegalauan tanpa akhir
karena ia tidak bisa memanggil kekuatannya tanpa bantuan Sang Kelam atau
pelatihnya. Aku juga kurang sreg dengan
cara Alina akhirnya dapat memanggil kekuatan itu. Maksudku, hanya dengan cara
seperti itu? Tidak ada pemicu yang lebih wah yang menyebabkan kekuatan itu
akhirnya dapat dipanggil setelah bertahun-tahun.
Tapi dibalik semua itu, novel ini adalah bacaan yang cukup
berkesan dan merupakan perkenalan yang baik dengan tulisan Leigh Bardugo.
Masalah yang menjadi inti cerita belum tuntas sebab masih ada dua buku lainnya
yang sepertinya akan menyajikan konflik yang lebih seru lagi. Novel ini layak
dikoleksi oleh para penggemar cerita-cerita fantasi dengan sedikit dongeng dan
bumbu romance di dalamnya.
Rating: 3,5 dari 5 bintang.