Review Novel: These Things Hidden (Heather Gudenkauf)


Sumber: https://www.goodreads.com/photo/author/2875124.Heather_Gudenkauf



Judul: These Things Hidden (Segala yang Tersembunyi)

Penulis: Heather Gudenkauf

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Penerjemah: Aimee Monica Santoso

Editor: Rini Nurul Badariah

Tahun Terbit: 2015

Tebal:  368 hlm

Peresensi: Nay



Novel ini mengangkat tentang polemik hukum Suaka Aman, yang telah diberlakukan oleh puluhan negara. Sesuai catatan penulis yang dicantumkan pada bagian akhir buku, hukum yang menimbulkan pro dan kontra ini bertujuan untuk melindungi orang tua (atau orang lain dengan seizin orang tua) untuk meninggalkan bayi mereka (bila mereka tidak menghendaki kehadirannya atau tidak sanggup mengurusnya) di rumah sakit atau tempat-tempat yang telah ditunjuk oleh pemerintah tanpa takut ditahan atas tuduhan penelantaran anak. Detail hukum di masing-masing negara berbeda, tapi intinya adalah perlindungan terhadap anak dan para orang tua tersebut.





Cerita dalam novel ini mengisahkan seorang gadis berusia 21 tahun bernama Allison, yang pada usia 17 tahun sangat populer, pandai, aktif dalam berbagai kegiatan olahraga dan merupakan kebanggaan orang tuanya harus mendekam dalam penjara  atas tuduhan pembunuhan terhadap bayinya yang baru saja lahir. Gadis ini menenggelamkan bayinya di Sungai Druid yang terletak di belakang rumahnya beberapa menit setelah persalinan. Atas jasa pengacaranya, Allison dapat terhindar dari tuntutan hukuman 50 tahun penjara dan dibebaskan secara bersyarat lima tahun kemudian karena berkelakuan baik. Tapi entah mengapa Allison pun tidak sepenuhnya merasa sengsara meskipun penghuni penjara Cranville bersikap buruk padanya.


Sumber: https://prettybooks.co.uk/2011/10/26/book-review-these-things-hidden-by-heather-gudenkauf/


“Bagaimana dapat kujelaskan bahwasetelah terbiasa dengan kurungan, makanan yang tidak enak, brutalitas penjara, setelah menerima bagaimana dan alasan berada di sini, aku benar-benar merasa nyaman. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku tak perlu menjadi sempurna,” (hlm 71)



Di sinilah cerita mulai bergulir, dengan alur yang menurutku agak lambat. Allison akhirnya ditempatkan di rumah singgah yang berisi wanita-wanita mantan narapidana dengan tingkat kejahatan yang berbeda-beda. Namun bagaimanapun, mereka tidak bersedia bergaul dengan Allison karena menganggap bahwa kejahatan apapun yang mereka lakukan, tidak sebanding dengan perbuatan Allison atas pembunuhan bayinya sendiri. Allison mencoba memulai hidup baru di rumah singgah sebab tak ada satupun tempat yang ingin menerimanya. Namanya telah dihapuskan oleh orang tua dan adiknya sejak ia dibawa ke kantor polisi lima tahun lalu.



“Kutahan isakan lalu berlari ke arah lemari dan menarik pintunya terbuka. Kosong. Tak ada pakaian, sepatu, dus-dus berisi kenangan. Aku dihapus.” (hlm 184)



Novel memiliki alur maju mundur yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan cerita serta twist yang akan dimunculkan penulis. Salut dengan kelihaian penulis memainkan berbagai sudut pandang sehingga berhasil membawa pikiran  pembaca kemana-mana sebelum menarik benang merah atas semua masa lalu tokoh-tokoh dalam novel yang saling berkaitan. Keempat tokoh utama, Allison, Brynn, Charm bergantian mengisahkan sesuatu berdasarkan apa yang mereka alami dalam kurun waktu tertentu. Hanya Allison dan Brynn yang menggunakan PoV 1 sehingga membuatku berhati-hati terhadap isi kepala mereka.



Kupikir jalan cerita akan terus berjalan hingga akhir tanpa perkembangan yang berarti, sampai pada halaman 337 kusadari bahwa penulis berhasil mengecoh pembaca kembali setelah twist pertama di pertengahan novel. Langkah yang bagus dan membuatku menaikkan setengah bintang lagi, setelah awalnya berniat menyematkan 3 bintang untuk novel ini.



Sebetulnya ada kejanggalan yang menarik dalam novel dan aku ingin sekali mengetahui pandangan medis tentang hal ini. Tapi menyertakannya dalam review  hanya akan membocorkan salah satu twist yang disimpan rapat oleh penulis hingga saat yang tepat. Secara umum novel ini menawarkan pesan yang bagus, namun butuh kesabaran hingga menemukan keistimewaan cerita menjelang ending yang cukup mengejutkan.
0 Responses